Teritorial hanya berlaku jika ada yang mengganggu kedaulatan. Selagi tidak ada gangguan, maka teritorial bersifat "longgar". Olehnya itu, kegiatan ekspor-impor lazim terjadi. Maybe.
Sistem ekspor-impor, melibatkan orang sebagai pekerja. Dalam situasi ini, orang Barat bisa "leluasa" berkunjung ke negeri Timur. Semua ini untuk keberlangsungan sistem ekonomi global.
Parawisata, menarik untuk di perhatikan. Alam yang eksotis di populerkan sampai ke luar negeri, demi menarik antusias turis asing berkunjung ke dalam negeri.
Tentu, turis asing akan membayar voucher perjalanan dengan harga bombastis. Semua akan di kelola menjadi pendapatan negara. Keuntungan transaksional.
Pendidikan, demi tujuan World University, maka mau-tak-mau mendorong para pimpinan universitas harus menarik mahasiswa asing kuliah ke dalam negeri. Materi pengantarnya ialah "bahasa Indonesia", di ajarkan tanpa mengecualikan pemahaman atas budaya setempat.
Industri berkelindan dengan investasi. Investor sebagai tulang punggung pendapatan negara. Para investor, dalam kacamata pertumbuhan, diistilahkan sebagai "kucuran dari langit". Untuk menjaga stabilitas keuangan negara, baik dari level pusat sampai daerah, maka investor harus menanamkan modalnya.
Sistem informasi, lambat-laun berkembang semakin "longgar". Hadirnya sosial media, semua orang dari berbagai level usia, negara, bahkan budaya bisa saling berinteraksi dalam satu dunia bersama. Kita menyebutnya, globalisasi.
Politik, juga mengalami kelonggaran, sistem demokrasi membuka keran bagi siapa saja bebas berpendapat. Lucunya, suara seorang profesor punya nilai sama dengan seorang tengkulak.
Itulah realita kelonggaran yang saat ini kita hadapi. Kelonggaran melahirkan nilai positif tersendiri. Pertama, kita lebih "leluasa" mengenal banyak orang, dari berbagai budaya, bahkan agama. Kedua, kita memperoleh pengetahuan yang lebih banyak.
Meskipun demikian, kelonggaran juga punya dampak negatifnya. Pertama, kita terjebak pada identitas "formal" yang bersifat egosentris. Kedua, punya pengetahuan banyak namun belum tentu bernilai kompleks dan komprehensif. (Yaelah..)
Qashai Pelupessy
Maluku - Ambon
Jum'at, 12 Juni 2020
Komentar
Posting Komentar