Kehidupan manusia tidak bisa lepas dari politik. Hal ini sudah menjadi hakikat manusia sebagai makhluk sosial.
Produk politik ialah hukum untuk mengatur ritme kehidupan. Tanpa hukum, manusia akan kehilangan tujuan.
Dalam pergaulan misalnya, tanpa hukum kita hidup seperti binatang. Orang yang hidup sendiri dalam pulau terpencil saja butuh aturan.
Kapan orang itu harus makan, minum, dsb, semua ada aturannya. Olehnya itu, dalam pergaulan, kita juga butuh hukum.
Tanpa hukum, pergaulan menjadi tidak terarah. Untuk mengarahkan pergaulan, maka di butuhkan politik.
Namun, terkadang, politik selalu berwajah dua. Tak bisa di pungkiri, ada upaya politik menyuburkan diri sendiri.
Tentu, gaya politik model itu akan melahirkan produk hukum invested interest. Alias tidak menguntungkan semua pihak.
Hal itu yang paling bahaya. Gaya politik itu terasa jika aktor politiknya menggunakan politik ATM.
Yang di maksud politik ATM ialah Amunisi, Transaksional, dan Massa. Amunisi di perlukan untuk menarik simpatisan.
Masyarakat yang haus materi akan mudah terikut rayuan uang. Sungguh malang dan mudah untuk di pakai gaya politik amunisi. Pragmatis.
Transaksional untuk menarik animo kesepakatan invested interest. Aku dapat apa, dan kau akan dapat apa.
Massa di perlukan untuk memperkuat misi invested interest. Massa yang materialistik sudah pasti akan mudah di giring.
Politik ATM ini tumbuh subur dalam situasi masyarakat materialistis. Aku dapat apa, kau dapat apa. Inilah wujud politik SESAAT.
Tujuan yang di capai tidak jelas. Strategi pencapaian tidak ada. Yang ada hanyalah langkah-langkah taktis jangka pendek.
Politik seperti itu bagaimana peradaban akan tercipta? Semoga saja, ratu adil segera datang.
Qashai Pelupessy
Maluku - Ambon
Sabtu, 09 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar