Apakah hal yang di ideal-kan selalu berada dalam kepala? Sebagaimana menurut Plato, bahwa yang ideal bersifat abstrak.
Keadilan yang paling "murni" ialah yang selalu ada dalam kepala. Di luar kepala, realita, keadilan itu terus mengalami proses menuju.
Kenapa hal ini penting di bahas? Kita selalu menggampangkan keadaan, dengan mengatakan bahwa ada keadilan.
Namun, kita jarang sadar diri, bahwa kita selalu mengkritik realita. Bahwa situasi saat ini sangat tidak adil.
Keadilan hanya di rasakan oleh sekumpulan orang tertindas. Parahnya, ada orang yang di tindas tapi tidak merasakan bahwa dirinya sedang di tindas.
Terkait hal itu, pendapat imam Al-Ghazali sangat tepat sasaran. Bahwa ada empat tipe manusia.
(1) Tahu bahwa dirinya tahu
(2) Tidak tahu bahwa dirinya tahu
(3) Tahu bahwa dirinya tidak tahu, dan
(4) Tidak tahu bahwa dirinya tidak tahu
Terkait yang di ideal-kan dengan realita tsb, nah anda berada di tipe mana? Apakah realita kau anggap biasa saja, bahwa tidak terjadi ketidakadilan?
Apakah realita kau anggap, bahwa ada sesuatu yang tidak adil? Sehingga mau tak mau anda harus mengupayakan sesuatu yang di idealkan?
Qashai Pelupessy
Maluku - Ambon
Sabtu, 09 Mei 2020
Komentar
Posting Komentar