Rindu pulang kampung. Entah apa namanya. Mudik atau pulang kampung. Bagiku tidak penting memperdebatkannya. Intinya, kita semua rindu kampung halaman.
Tepat di ujung timur pulau Saparua. Kampung ku terlihat tenang, asri, indah dan nyaman. Siri-Sori Islam.
Kampung ku termasuk salah-satu dari Kerajaan Muslim tertua di bumi al-Mulk. Konon, kampung ku punya sikap persis sama dengan Kerajaan Ternate, Tidore, Bacan, Jailolo, dan Hitu.
Seiring perjalanan waktu, harum nama kampung ku ini hilang dari lukisan sejarah. Sebagaimana namanya "Sir" yang berarti tersembunyi.
Akar kata Siri-Sori Islam ialah "Sir". Singgasananya terletak di atas bukit Elhau. Di bukit itu, ada masjid dan rumah Baileo.
Di dalam rumah Baileo ada batu dolmen tempat musyawarah para tetuah. Kedekatan masjid dan rumah adat ini menunjukkan bahwa sejak dulu umat muslim Kerajaan Siri-Sori sangat inklusif sekaligus progresif.
Sampai detik ini, kedekatan dua bangunan (Masjid dan Baileo) ini masih di pertahankan. Alhamdulillah.
Artinya, di samping asri alam Siri-Sori Islam, ialah juga memiliki masyarakat yang bermental inklusif-progesif. Aku sangat bersyukur sekali termasuk bagian dari masyarakat Kerajaan Siri-Sori Islam.
Meski langkah kaki ini sudah terlampau jauh, tapi tetap saja kampung halaman tak pernah terlupakan. Ada pepatah, "Hujan emas di negeri orang, lebih baik hujan batu di negeri sendiri".
Aku rindu kampung halaman. Kapan aku bisa kembali bersua. Sekarang ini, syair-syair alam sedang memberi peringatan. Datangnya wabah covid-19 ini pasti membawa hikmah pula.
Beta yakin, tidak selamanya kita terperangkap dalam kondisi seperti ini. Waktu terus melaju. Seiring itu pula, wabah ini pasti akan berakhir. Semoga, kita semua dapat kembali di pertemukan di tempat yang sama, Kerajaan Siri-Sori Islam. Aamiin.
Jaga kesehatan semuanya. Kampung ku asri, masyarakat ku inklusif dan progresif. Keindahan semesta. Alhamdulillah.
Qashai Pelupessy
Maluku - Ambon
Rabu, 13 Mei 2020
Super nanda...
BalasHapusMantap tulisan itu,,,menurut saya,tentu didasari pada penelitian bahwa adat itu lahir bersama dan ditengah penyebaran "gen" pada era masih animis,,,sedangkan agama khususnya di wilayah Maluku datang jauh sesudah menyebaran gen yang ,sehingga dapat dikatakan bahwa khusus wilayah Maluku,Adat lebih kamuka dari Agama....
BalasHapusCatatan,yg disorot adalah Adat dan agama dikaitkan dengan adanya posisi Baileo dan Masjid.