Aku tak mau menjadi dia atau mereka.
Aku tetap menjadi aku dan kita.
Aku mau seperti kata Sultan Khairun,
"Tujuan kita sama, lalu kenapa aku harus mengganti keyakinan ku menjadi kau?"
Itu tak mungkin terjadi di batas peradaban yang mulai masuk usia senja.
Aku mau seperti syair "sagu salempeng pata dua", berbagi rasa kita berdua.
Kita sama-sama berbeda,
di bawah langit dan rembulan bercahaya,
di atas bumi tumbuh pinus, ketapang, dan sagu tua.
Jika kau anggap beda itu masalah,
lebih baik kau kembali ke tanah,
di sana kau lihat, kita sama dalam berbeda.
Lorong Anggrek,
Sabtu, 25 Juli 2020
Qashai Pelupessy
Komentar
Posting Komentar