Kenapa kita panggil gunung nona? Nona (cewek cantik). Terus, kalau cantik lalu apa kaitannya dengan gunung? Gunung dan nona. Maksudnya, nona punya gunung atau gunung punya si nona? Wah, awas, otak kau itu jangan ngeres ya. Beta ulangi sekali lagi, "jangan ngeres". Titik.
Gunung memang indah. Soekarno bilang (terjemahan bebasnya), "Kalau kita lihat gunung dari jauh, memang tampak menawan". Ya, indah karena di lihat dari jauh. Namun, ketika kita ke sana, maksudnya mendaki, maka kita akan temukan hutan belantara, ada berbagai jenis hewan, tanah cokelat, dan seterusnya.
Gunung mengajarkan kita tentang cara berpikir kritis. Yakni tentang subjek dan objek. Subjek ialah Anda sendiri sebagai pengamat. Dan objek ialah gunung itu sendiri. Objek punya unsur-unsurnya, aspek-aspeknya, atau ciri-cirinya.
Seperti gunung (objek) ini memang tampak hanya satu. Namun, ciri-cirinya sangat banyak jumlahnya. Kita bisa katakan gunung kalau bentuknya kerucut, ada hutan belantara, ada hewan, ada batu, dll. Ketika ciri-ciri itu terpenuhi, barulah kita dapat katakan ia sebagai gunung.
Jika salah-satu ciri tidak terpenuhi, maka ia tak dapat kita katakan sebagai "gunung". Misalnya, hutan belantara ada di tanah datar. Ini bukan gunung, tapi daratan. Disinilah letak kecantikan dari gunung. Yakni, mengajarkan kita berpikir kritis (lebih detail) melihat fenomena. Mungkin, karena itulah di panggil, "gunung nona" (gunung cantik). Titik.
Qashai Pelupessy
Maluku
Kamis, 16 Juli 2020
Komentar
Posting Komentar