Popularitas mengalahkan kebebasan ku sendiri. Sosmed punya algoritmanya. Sekali kita unggah status dan banyak mendapat like, maka muncul hawa dalam diri ini, yakni popularity.
Ketika kita terjerembab dalam lubang popularitas, maka yang ada ialah keinginan untuk mengulang kembali upload status. Ini yang disebut "maniak" dalam ber-sosmed.
Ketika sudah maniak, maka yang muncul ialah kehausan di akui publik. Ketika muncul rasa haus itu, maka tibalah saatnya kita berada di tubir kepameran, keangkuhan, dan kesombongan.
Tidak ada rasa bahagia dalam ber-sosmed. Yang ada hanyalah keinginan untuk menarik simpatisan. Dan ketika hal itu tidak terjadi, maka muncul penyesalan. Ini benar-benar bahaya. Sosmed merenggut kebebasan ku sendiri.
Aku ingin lepas dari dunia sosmed. Ingin lepas semuanya. Sosmed membuat kita bergerak tanpa jiwa. Sosmed membuat kita hilang kendali. Sosmed merenggut segalanya. Sosmed membuat kita tidak lagi menjadi pribadi "tulen".
Qashai Pelupessy
Maluku - Ambon
Selasa, 14 Juli 2020
Komentar
Posting Komentar