Tradisi orang Maluku sudah terlampau banyak. Salah-satu tradisi yang patut kita angkat jempol ialah tradisi "Ipika Mese-Mese". Tradisi ini khas di miliki orang Siri-Sori Islam, tepat di ujung pulau Saparua sana.
Meskipun luas Siri-Sori Islam tak seberapa, namun dari sana lahir anak-anak muda cerdas, yang berani memposisikan diri dalam berbagai sektor, baik politik, birokrasi, maupun akademisi. Sebab, orang Siri-Sori Islam punya perangkat kemajuan bersama, yakni Ipika Mese-Mese.
Hakikat Ipika Mese-Mese bisa kita lihat pada simbol nasi pulut. Pulut berasal dari beras padi ketan. Jika kita lihat padi ketan, kita akan menemukan bahwa semakin berisi padinya maka ia semakin merunduk. Makna filosofinya ialah rendah hati, santun, dan penyabar.
Jika butiran beras ketan kita kumpul dan masak, maka semuanya akan saling lengket-menyatu. Artinya, kepribadian rendah hati, santun, dan penyabar dari semua anak negeri lebur menjadi satu (lengket-menyatu).
Makna dari rendah hati ialah tidak sombong, ikhlas, tidak dengki, tidak hasud, dll. Dari rendah hati, santun, dan penyabar akan memancar hakikat kepedulian bersama.
Perangkat kemajuan, yakni Ipika Mese-Mese. Landasan filosofis dari perangkat kemajuan tersebut ialah rendah hati (ikhlas). Mari kita bangkitkan jiwa yang rendah hati (ikhlas) demi kemajuan bersama, sebagaimana yang tertuang dalam hakikat Ipika Mese-Mese.
Perangkat kemajuan itu harus kita pahami sampai ke akar-akar filosofinya, dan berusaha mengaplikasikannya di masa mendatang. InsyaAllah kemajuan akan tercapai jika kita masuk ke dalam diri masing-masing, dan cepat melakukan pembenahan demi masa depan cemerlang.
Qashai Pelupessy
Maluku - Ambon
Rabu, 22 Juli 2020
Komentar
Posting Komentar