Di negeri para raja-raja,
rakyat harus ikut titah raja,
kalau tidak, kena kualat,
petaka, bangsa feodal.
Di negeri para raja-raja,
raja pusing kepala,
semalam suntuk tak tidur panjang,
pikir sana, pikir sini,
mondar-mandir tanpa arah.
Di negeri para raja-raja,
tiba-tiba lewat sufi berjubah shof,
dia tanya, "Kenapa kau baginda?"
"Aku pusing, aku takut hilang semuanya"
"Apa solusinya?"
"Kau harus lihat warna biru tua"
"Baiklah".
Esok hari, di negeri para raja-raja,
raja perintah kapitan suruh rakyat,
semua yang ada harus cat biru tua,
rumah, perabotan, sampai kandang sapi,
rumput, pohon, tanah, harus biru tua.
Sewindu berlalu, di negeri para raja-raja, raja kembali bahagia.
Datang lagi sufi, dan bertanya,
"Kenapa kau cat semua biru tua?"
"Supaya aku tak merasa sengsara"
"Bodoh kau.,!"
"Kenapa tak kau pakai saja, kacamata biru tua? Lebih mudah, tanpa merubah segalanya".
Catatan:
Dilansir dari ceramah Dr. Fahruddin Faiz, Ngaji Filsafat, dengan sedikit penambahan ornamen bahasa daerah Maluku.
Lorong Anggrek,
Jumat 24 Juli 2020
Qashai Pelupessy
Komentar
Posting Komentar